Tabung Anak-Anak

Tabung Anak-Anak

Thursday 29 January 2015

Pentingnya Bersikap Sabar

Orang sabar adalah kekasih Allah. Orang yang mampu bersikap sabar dan salat dalam kehidupannya aka dicintai dan ditolong Allah SWT. Sabar merupakan dan bisa di artikan dengan tahan uji, tahan menderita, tabah, dan tidak mudah putus asa. Misalkan dalam berusaha untuk menyelesaikan masalah agar meraih kesuksesaan. Sabar itu tidak sama artinya dengan pasrah. Perbedaannya adalah dalam melakukan usaha. Pasrah itu sifat menyerah terhadap keadaan anpa ada usaha dalam arti kata cemen. Pasrah lebuh mencermunkan sikap menunggu takdir, tanpa ada usaha. Mengharap keberhasilan tanpa ada usaha dan keringat itu bagaikan menimba air di gurun pasir. Banyak contoh yang bisa kita tiru dari orang-orang yang memiliki sifat sabar, supaya seseorang meraih keberhasilan, bertahan dalam menghadapi kesulitan, dan bertahan agar tidak terjerumus dalam kesesatan.
Keberhasilan tidak datang dengan sendirinya. Semua harus diusahakan dengan penuh kesabaran secara terus menerus. Allah SWT menyuruh kita menjadikan sabar da solat sebagai penolong dalam kehidupan ini. Contoh melaksanakan tugas dan pekerjaan adalah kewajiban setiap orang. Semuanya tidak lepas dari kesulitan dan hambatan. Hanya orang-orang yang sabarlah yang mampu meraih keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya.
Sabar memiliki fungsi yang sangat penting dalam hidup ini. Sabar dapat menjadikan hidup ini penuh kesejukan, kedamaian, dan bermanfaat. Kehidupan penuh masalah, konflik dimana-mana. Perkelahian antar pelajar sering terjadi karena tidak ada rasa sabar dalam diri dirinya. Fungsi sabar dalam hidup kita itu sangat penting. Diantaranya dapat mendorong tercapainya cita-cita, memiliki semangat hidup dan tidak mudah putus asa, mendapatkan kebahagiaaan, dapat menciptakan kedamaian hidup, terhindar dari hal-hal yang buruk dan lain-lain. Sikap sabar sangat diperlukan dalam kehidupan ksehari-hari, seperti saat menghadapi kemacetan lalu lintas.

7 Cara Mencuci Hati Manusia

Gambaran Hati Manusia


Hati adalah ibarat raja bagi tubuh badan manusia. Ianya adalah organ hebat yang mempengaruhi pemikiran dan emosi kita . Jika hati seseorang itu diisi dengan sifat yang baik maka hebatlah seluruh anggota badannya dan baiklah akhlaknya Namun jika hati kita telah dikotori dengan sifat keji maka rosaklah peribadi dan akhlak kita.
Sabda Rasullulah s.a.w: 'Sesungguhnya di dalam diri manusia itu ada seketul daging. Jika daging itu baik, maka baiklah seluruh anggota badannya. Tetapi seandainya daging itu rosak dan kotor, maka kotor dan rosaklah seluruh anggota badannya. Dan daging yang dimaksudkan adalah hati.'

Kita selalu berkata atau dengar orang berkata, hati manusia tiada siapa yang tahu. Sebenarnya kita salahkan. Isi hati manusia akan tergambar dari perbuatan dan sikap kita. Segala sikap dan perbuatan kita adalah translasi dari apa yang ada dalam hati kita.

7 Cara Mencuci Hati


1. Hati dicuci dengan rasa penyesalan. Menyesal daripada pelbagai kesalahan dan kerana meninggalkan kebaikan.
2. Hati harus dicuci dengan taubat nasuha. Bersungguh-sungguh dan bertekad tidak akan mengulanginya. Jika perlu taubat itu disertai dengan puasa tiga hari sebagai bukti kesungguhan, selain membiasakan solat malam.
3. Hati harus dicuci dengan meninggalkan cinta dunia. Cinta dunia mengakibatkan perbuatan yang salah seperti menipu, curang, rasuah dan sebagainya.
4. Hati dicuci dengan menjauhkan diri daripada sukakan kekuasaan. Sesungguhnya kekuasaan sering menyibukkan manusia dan memalingkannya daripada Allah Yang Maha Kuasa.
5. Hati harus dicuci dengan meninggalkan perasaan suka dipuji. Pujian seringkali menenggelamkan manusia dalam sifat keAkuan yang mengakibatkan kesombongan yang luar biasa.
6. Hati dicuci daripada dendam. Meninggalkan dan melupakan dendam kesumat secara automatik akan memberikan kepada seseorang itu ketabahan dan kesabaran menghadapi cubaan dan rasa sakit daripada orang lain.
7. Hati dicuci dengan meninggalkan hasad dengki yang sudah pastinya sangat berbahaya. Bahaya hasad adalah seperti bahayanya api yang dengan cepat membakar kayu.

Jom sama-sama kita Jaga Diri, Jaga Hati & Jaga Amal. Semoga Allah merahmati kita semua dan dijauhi dari penyakit hati.

Pengertian Menyembah kepada Allah

Firman Allah swt :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya : “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al Fatihah : 5)
Menyembah menurut bahasa berarti ketundukan, disebutkan thariqun mu’abbad wa bighoiri mu’abbad (jalan yang ditundukan atau sering dilalui dan tidak sering dilalui, pen). Sedangkan menurut syariat berarti ungkapan yang mencakup kesempurnaan cinta, tunduk dan rasa takut.
Dan didahulukannya maf’ul (obyek), yaitu إياك (hanya kepada-Mu) dan juga pengulangan kata tersebut adalah untuk memberikan perhatian serta pembatasan, yang berarti kami tidak menyembah kecuali hanya kepada-Mu, kami tidak bertawakal kecuali hanya kepada-Mu, inilah kesempurnaan taat. Dan seluruh ajaran agama kembali kepada dua makna tersebut, hal ini seperti penuturan sebagian ulama salaf,”Al Fatihah adalah rahasia al Qur’an dan rahasia itu ada pada kalimat إياك نعبد وإياك نستعين “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al Fatihah : 5), kalimat pertama adalah berlepas diri dari kesyirikan sedangkan kalimat yang kedua adalah berlepas diri dari daya dan upaya serta menyerahkannya kepada Allah swt.
Makna yang seperti ini banyak terdapat di beberapa ayat didalam al Qur’an, seperti firman-Nya :
وَلِلّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Artinya : “Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. Huud : 123)
Artinya : “Katakanlah: "Dia-lah Allah yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal.” (QS. Al Mulk : 29)
Artinya : “(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Maka ambillah dia sebagai Pelindung.” (QS. Al Muzammil : 29) – (Tafsirul Qur’anil Azhim juz I hal 135 – 136)
Ibnul Qoyyim mengatakan bahwa kalimat إياك نعبد tegak diatas empat landasan demi mendapatkan kecintaan dan keredhoan Allah dan Rasul-Nya, seperti dua perkataan yaitu lisan dan hati serta perbuatan hati dan anggota tubuh. Ibadah merupakan nama yang menyatukan seluruh tingkatan yang empat itu dan orang-orang yang hanya menyembah Engkau (Allah) dengan sebenarnya adalah orang-orang yang memiliki keempat hal tersebut.
Perkataan hati adalah keyakinan terhadap apa yang diberitakan Allah swt tentang diri-Nya, nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, para malaikat-Nya dan pertemuan dengan-Nya melalui lisan para rasul-Nya.
Perkataan dengan lisan adalah memberitakan tentang-Nya dan menyeru kepada-Nya, membela-Nya menjelaskan kebatilan berbagai perkara bid’ah yang bertentangan dengan-Nya, mengingat-Nya serta menyampaikan perintah-perintah-Nya.
Perbuatan hati seperti mencintai-Nya, bertawakal kepada-Nya, kembali kepada-Nya, takut dengan-Nya, berharap kepada-Nya, menyucikan keagamaannya untuk-Nya, bersabar dalam menjalankan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya sesuai kemampuannya, rela terhadap-Nya, berwala (loyal) dengan-nya, bermusuhan karena-Nya, merendahkan diri kepada-Nya, tunduk kepada-Nya, merasa tenang dengan-Nya dan lainnya yang termasuk didalam perbuatan-perbuatan hati baik yang wajibnya yang ini lebih wajib daripada perbuatan-perbuatan anggota tubuh maupun yang mustahab (dicintai) nya yang lebih dicintai Allah daripada amal-amal anggota tubuh yang mustahab. Karena amal-amal anggota tubuh yang mustahab tanpa keberadaan amal-amal hati maka ia akan menjadi tidak bermanfaat atau sedikit manfaatnya.
Adapun perbuatan-perbuatan anggota tubuh, seperti shalat, jihad atau langkah-langkah kaki untuk shalat jum’at, shalat berjama’ah, membantu orang tua, atau berbuat baik kepada orang lain.
Maka إياك نعبد mengikat keempat hal tersebut dan إياك نستعين merupakan tuntutan permintaan tolong kepada-Nya..
Dan sesunguhnya seluruh Rasul menyeru kepada إياك نعبد وإياك نستعين artinya bahwa seluruh mereka menyeru kepada peng-esa-an Allah dan keikhlasan didalam penyembahan kepada-Nya dari mulai Rasul yang pertama hingga yang terakhir. (Madarijus Salikin juz I hal
Dari dua pengertian ibadah yang diutarakan oleh Ibnu Katsir dan Ibnul Qoyyim diatas jelas bahwa termasuk makna ibadah adalah kecintaan dan ketaatan. Sehingga seorang yang memberikan cinta dan ketaatan-Nya kepada selain Allah swt melebihi daripada kecintaan dan ketaatannya kepada Allah swt maka ia telah melakukan sebuah kemusyrikan, sebagaimana firman-Nya :
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللّهِ أَندَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللّهِ وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبًّا لِّلّهِ
Artinya : “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah..” (QS. Al Baqoroh : 165)
قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Artinya : “Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan Nya". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah : 24)
Wallahu A’lam

Meraih Kesucian Hati, Bagaimana Caranya?

Suatu hari, Rasulullah saw menjelaskan kepada kita tentang kedudukan,fungsi dan nilai sebuah organ tubuh yaitu hati. Belia bersabda "Ingatlah bahwa dalam tubuh itu ada sekerat daging, jika ia baik, maka baiklah jasad seluruhnya, jika ia rusak, maka rusaklah jasad seluruhnya. Ingatlah, (segumpah daging) itu adalah hati." (HR. Bukhari & Muslim)
Dari hadist diatas, dapat dipahami bahwa hati adalah 'panglima' bagi segala tindakan kita. Wajib bagi kita untuk selalu menjaga kesuciannya. Karena kesucian hati akan langsung berpengaruh kepada kebersihan lisan atau ucapan, berpengaruh kepada kebersihan pola pikir dan kebersihan perilaku.
Berikut adalah cara untuk meraih kesucian hati :

  1. Meningkatkan Harapan Kepada Rahmat Allah SWT
Betapapun kesulitan hidup didunia ini, sebagai orang yang beriman, kita tidak bolah berburuk sangka kepada Allah swt. Tetapi kita harus menyadari bahwa hidup dan segala pernak-perniknya adalah ujian dari-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Mulk ayat 2 :
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."
Seyogyanya, kita meningkatkan rasa harap kepada Allah swt. Kita harus yakin bahwa dibalik kesulitan yang kita alami pasti ada hikmahnya.
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Alam Nasyrah : 5-6)

      2.  Meningkatkan Rasa Takut Kepada Hukuman Allah SWT

Di akhirat kelak hanya ada 2 'perumahan', sebagai penampungan manusia. Pertama, perumahan orang-orang beriman, yaitu surga yang penuh dengan kenimatan. Kedua, perumahan yang berisi kenistaan dan kesengsaraan, yaitu neraka. Bila kita ingin hati kita bersih, maka perbanyaklah mengingat siksa neraka.

      3.  Meningkatkan Rasa Cinta Kepada Allah SWT

Cinta kepada Allah adalah cinta yang tidak bercampur dengan keraguan akan segala aturan-Nya. Cinta yang mampu menumbuhkan sikap "Sami'naa wa atha'naa" (kami mendengar dan kami taati). Barang siapa yang mampu mewujudkannya dialah mukmin sejati. Dia berhak atas surya yang dijanjikan Allah swt.
"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah..." (QS. Al baqarah : 165)
"Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah ikutilah aku (Muhammad) niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Imran : 31)

Itulah beberapa cara untuk meraih kesucian hati. Bila kita mampu meraihnya, surga akan kita terima namun bila kita menolaknya maka tunggulah azab Allah menimpa.

Mari kita bersihkan hati kita.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...